White Coffee ...

 

Mungkin bagi yang suka melihat layar televisinya dan suka ke warung/swalayan suka membeli kopi dengan label white coffee. Siang tadi saya ke warung dan saya  melihat ternyata kopi dengan label white ini memang sedang musim. Saya melihat ada 3 merek berbeda yang memiliki kopi dengan label white cofee. Apakah sedang musim ya?

Di layar televisi, pada akhir-akhir ini (ini karena saya baru rajin melihat layar televisi juga). Iklan salah satu merek white coffee ini banyak lalu lalang dan bahkan menjadi sponsor beberapa acara di beberapa stasiun televisi dan juga menjadi sponsor kuis. Nampak kopi jenis ini sedang booming di layar kaca televisi. Sampai pada siang hari tadi, saya harus ke warung. Saya menemukan kopi jenis ini dari merek yang berbeda dengan promo beli 2 gratis 1.

Mmmhhh... pikiran saya tiba-tiba mengawang tentang kopi ini. Dengan modal low acid dan tidak perih untuk lambung sekarang nampak jadi kopi yang cukup banyak dicari orang (ini persepsi saya sih). Tapi kalau untuk pencinta kopi, ini hanya kopi instan biasa saja dan paling enak adalah kopi dengan seduhan sendiri pastinya. Apalagi kalau buat saya, kopi cukup kental dan tidak terlalu manis itu kopi enak.

 

Dari sisi ketenaran white coffee ini memang sedang jadi trend. Selain itu ada dampak lho yang ditimbulkan dari kopi white ini. Ada yang bisa menebaknya?

White coffee ini pasti dalam kemasan sachet dan otomatis setelah isinya digunakan sachet itu akan menjadi sampah. Sampah merupakan benda yang cenderung tidak bisa digunakan kembali. Tapi kalau sachet ini kita kreasikan bisa menjadi barang-barang yang bisa kita gunakan. Seperti dijadikan tas atau dompet tapi dengan catatan, ketika kita menguntingnya gunting dengan lurus dan rapih. Tapi tetap saja, kalau kita tidak tidak menguntingnya dengan rapih akan menjadi sampah yang tidak termanfaatkan.

Sekarang, setelah perayaan tahun baru saya meilihat lini massa bahwa penumpukkan sampah cukup drastis. Walau si sachet kopi ini hanya bagian kecil dari sampah yang dihasilkan. Coba kita pikir kembali, kalau setiap orang mengkonsumsinya setiap hari. Berapa banyak sachetnya? Walau ada sebagian yang dijadikan kerajinan tapi kembali lagi lihat. Apakah cukup banyak orang yang ingin memakai produk daur ulang ini.

Nampak kita harus mencari white coffee yang tidak sachetan deh untuk meminimalkan sampah yang kita hasilkan. Atau ganti kopi hitam biasa yang dijual kiloan seperti kopi aroma. Susah memang mencari kopi putih kiloan, tapi mungkin para produsen kopi putih ini mau menjual kopi putih dalam jumlah atau kemasan yang lebih besar dan dengan kemasan yang ramah lingkungan. Misalnya dengan kemasan 1,5 kilogram/ 1 kilogram dengan menggunakan kemasan kertas.

Mudah-mudahan saja di tahun ini ada produsen penyedian white coffee dengan kemasan besar dan menggunakan kemasan ramah lingkungan. Jadi masih bisa meminum white coffee tanpa banyak menghasilkan sampah atau sampah yang dihasilakan itu dapat di recycle atau sampah organis (bisa dijadikan kompos)

 

Mmmh tentang tulisan ini, entah kenapa saya tertarik menulisnya. Saya merasa terpikir dan resah juga. Semakin banyaknya sampah yang menumpuk dan tidak bisa didaur ulang. Selain itu sampah yang dihasilkan rata-rata plastik. Daur ulang plastik ini lama sekali (ex: kantong plastik 10-20 tahun, botol plastik: 50-100 tahun). Belum lagi plastik sachet, ini merupakan campuran antara plastik dan bahan-bahan lainnya.